Senin, 04 Januari 2010

belajar dari para ulama

Belajar dari Para ‘Ulama I


Sesungguhnya segala pujian bagi Alloh semata. Kita memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan dari-Nya. Kita berlindung kepada-Nya dari keburukan diri kita dan dari kejelekan amal perbuatan kita. Barangsiapa yang Alloh beri hidayah, niscaya tiada seorangpun yang dapat menyesatkannya. Dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, niscaya tiada seorangpun yang dapat memberinya hidayah. Saya bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Alloh. Saya bersaksi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.

Amma ba’du

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahulloh telah mengajarkan kepada kita suatu metode pendidikan yang sesuai dengan sunnah nabi-Nya. Kitab tsalatsatul ushul, merupakan salah satu kitab yang telah beliau susun. Kitab inilah yang terdapat di dalamnya metode pendidikan tersebut. Ada empat point yang menjadi pokok pembicaraan kita, yaitu :
a. Ilmu
Syaikh Muhammad rahimahulloh menyebutkan mengenai ilmu apa yang harus dipelajari yaitu mengenal Alloh, mengenal nabi-Nya dan mengenal islam dengan dalil – dalilnya. Ilmu ini merupakan pokok dari segala ilmu dan kita akan senantiasa berada pada fase ini.
b. Amal
Syaikh Abdulloh bin Sholih AlFauzan rahimahulloh berkata ( ketika menjelaskan makna amal dari kitab tsalatsatul ushul ): “ yaitu beramal dengan ilmu tersebut. Karena ilmu tidak dicari kecuali untuk diamalkan yaitu mengubah ilmu tersebut menjadi sebuah perilaku nyata yang tercermin dalam setiap tindak dan tanduk dan pemikiran seorang manusia.”
Dan beliau rahimahulloh berkata : “ Sungguh sangat bagus ucapan Fudhail bin ‘Iyadh rahimahulloh : Seorang yang memiliki ilmu tetap dikatakan bodoh sebelum ia mengamalkan ilmunya, jika ia mengamalkan ilmunya maka barulah ia dikatakan seorang berilmu.
Dahulu para pendahulu kita pernah berkata : ‘Dengan beramal dapat membantu kami dalam menghafal hadits.
c. Mengajarkannya
Syaikh Abdulloh AlFauzan hafidzohulloh memberikan kriteria sifat bagi oarng yang ingin mengajarkan ilmunya :
1. Taqwa
2. Ikhlas
3. Ilmu
4. Lapang Dada dan dapat mengendalikan diri di saat sedang marah.
d. Sabar
Seorang pengajar wajib bersabar dalam mengajar dan tidak menghentikannya. Sabar atas segala gangguan yang ia dapat. Karena seorang pengajar akan menghadapi berbagai macam sifat manusia. Dan sesungguhnya bersabar diwajibkan bagi setiap pengajar. Alloh Ta’ala menyebutkan wasiat Luqmanul Hakim kepada anaknya :
“ Hai Anakku, dirikanlah sholat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal – hal yang diwajibkan. “ ( Luqman : 17 ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar